Membangun Kepedulian & Kemandirian Masyarakat

Tentang

Latar Belakang Organisasi

Masyarakat saat ini menghadapi berbagai persoalan yang semakin kompleks, terutama dalam bidang perekonomian dan kesehatan. Isu-isu tersebut terus berkembang dan berdampak signifikan pada kehidupan sosial. Situasi ini semakin diperburuk oleh pandemi Covid-19 yang hingga kini belum sepenuhnya teratasi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan dukungan lintas sektor untuk bersama-sama mencari solusi.

Persoalan sosial, ekonomi, dan kesehatan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, peran aktif masyarakat sebagai ujung tombak sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menanggulangi berbagai tantangan yang ada. Kesadaran akan permasalahan yang dihadapi mendorong sekelompok masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan, terutama dalam isu-isu kesehatan seperti Covid-19, HIV/AIDS, TBC, dan penyalahgunaan narkoba.

Selain masalah kesehatan, perekonomian masyarakat juga menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Berbagai program, seperti pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terus digalakkan hingga ke daerah-daerah terpencil dan tertinggal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan urgensi persoalan tersebut dan dengan dukungan berbagai pihak, terbentuklah sebuah organisasi masyarakat sipil non-profit yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Organisasi ini diberi nama Yayasan Peduli Kemandirian Masyarakat (YAPEMMAS).

YAPEMMAS bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat, khususnya di Provinsi Sumatera Utara, dengan fokus pada lima aspek utama: Sosial, Pendidikan, Kemanusiaan, Kesehatan, dan Ekonomi.

Saat ini, YAPEMMAS telah hadir di 8 (delapan) kabupaten/kota di Sumatera Utara, yaitu Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Mandailing Natal. Ke depannya, organisasi ini berencana untuk memperluas jangkauannya ke kabupaten/kota lain di Sumatera Utara, bahkan ke seluruh Indonesia.

Dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat, YAPEMMAS membentuk kelompok yang disebut Kelompok Peduli Masyarakat (KPeMa). KPeMa terdiri dari perwakilan kader atau kelompok masyarakat di masing-masing daerah yang berperan sebagai ujung tombak dalam menjalankan program-program organisasi di tingkat komunitas. Dengan adanya KPeMa, diharapkan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.

Visi & Misi

Visi

Menciptakan Kepedulian, kemandirian dan kesjahteraan masyarakat

Misi

  1. Membangun Kepedulian Masyarakat Dalam Menciptakan Masyarakat yang Sehat
  2. Membangun Kemandirian Perekonomian Masyarakat untuk Kesejahteraan Keluarga

Berita

 

Perubahan iklim telah menjadi tantangan global yang dampaknya kian nyata di tingkat lokal, termasuk di pesisir timur Sumatera Utara. Sebagai organisasi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, Yayasan Peduli Kemandirian Masyarakat (YAPEMMAS) meyakini bahwa setiap masalah lingkungan tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga pada kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Nelayan kehilangan sumber mata pencaharian, lahan produktif terkikis abrasi, dan ketahanan pangan masyarakat pesisir menjadi rentan.


Dalam situasi ini, YAPEMMAS melihat pentingnya mengambil langkah konkret yang tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga preventif dan berkelanjutan. Salah satu solusi berbasis alam yang terbukti efektif adalah penanaman mangrove, yang tidak hanya mampu menyerap karbon dalam jumlah besar, tetapi juga menjadi pelindung alami garis pantai, tempat hidup berbagai biota laut, dan sumber ekonomi alternatif bagi warga.

 


YAPEMMAS lahir dari keyakinan bahwa masyarakat memiliki potensi untuk menjadi aktor utama dalam menjaga lingkungan dan membangun kemandirian. Namun, potensi ini perlu diperkuat melalui pendampingan, kolaborasi, dan penyediaan sarana yang tepat. Perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem, kenaikan muka laut, dan abrasi pantai, telah memberi sinyal bahwa aksi adaptasi dan mitigasi tidak dapat ditunda.


Kondisi di Desa Denai Kuala, Deli Serdang, menjadi contoh nyata urgensi tersebut. Pesisir di kawasan ini mengalami abrasi signifikan, mengancam pemukiman dan mengurangi wilayah tangkap nelayan. Mangrove yang dulunya lebat kini banyak berkurang akibat aktivitas manusia dan tekanan lingkungan. Di sisi lain, telah ada inisiatif lokal dari kelompok nelayan Produk Kawan Keluarga Peduli Lingkungan (PK Kepling) yang aktif menjaga pesisir.


Bagi YAPEMMAS, kehadiran inisiatif lokal ini bukan alasan untuk mundur, tetapi justru menjadi pijakan untuk memperkuat upaya yang telah ada. Kolaborasi dengan PK Kepling dilakukan dengan prinsip saling melengkapi, tidak mengubah skema yang sudah dijalankan, melainkan memperkuat dan menambah daya tahan program. Melalui kegiatan penanaman mangrove di Pulau Ooang dan pemasangan jaring pelindung untuk mangrove muda, YAPEMMAS tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam komitmen: membantu memecahkan masalah secara bertahap, memberdayakan masyarakat, dan membangun kesadaran bahwa menjaga pesisir adalah menjaga masa depan bersama.


Selama beberapa tahun terakhir, kami di Yayasan Peduli Kemandirian Masyarakat (YAPEMMAS) melihat perubahan yang tak lagi bisa diabaikan. Cuaca menjadi semakin tak menentu, musim hujan datang terlambat, angin kencang dan badai rob kian sering menggerus garis pantai. Di pesisir timur Sumatera Utara, khususnya di Desa Denai Kuala, Deli Serdang, abrasi telah merenggut lahan warga sedikit demi sedikit. Nelayan mengeluh hasil tangkapan berkurang, dan ekosistem pesisir yang dulunya kaya kini mulai kehilangan kehidupannya.


Perubahan iklim bukan lagi sekadar berita di televisi atau laporan ilmiah internasional — ia kini mengetuk pintu rumah kami sendiri. Kami menyadari, jika tidak ada langkah nyata, kerusakan ini akan terus berlanjut dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat pesisir.


Itulah yang menggerakkan YAPEMMAS untuk memulai langkah baru: beralih dari sekadar mengedukasi, menjadi pelaku langsung kegiatan mitigasi perubahan iklim. Kami memilih penanaman mangrove sebagai titik awal, bukan hanya karena mangrove mampu menyerap karbon lebih besar daripada hutan daratan, tetapi juga karena akarnya yang kokoh dapat menjadi benteng alami melawan abrasi dan badai.


Pulau Ooang, di Desa Denai Kuala, menjadi lokasi awal kami. Di sini, mangrove bukan sekadar pohon — ia adalah penyelamat, pelindung, dan sumber kehidupan bagi masyarakat setempat.
Dalam upaya ini, YAPEMMAS tidak berjalan sendiri. Kami berkolaborasi dan bermitra dengan kelompok nelayan yang bernama Produk Kawan Keluarga Peduli Lingkungan (PK Kepling). Kelompok ini sudah lama menjadi garda terdepan menjaga pesisir, bahkan telah menjalin kemitraan dengan berbagai Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) lain. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah kami untuk tetap hadir dan berkontribusi. Kami tidak mengubah skema atau kerja-kerja yang telah dilakukan oleh teman-teman OMS lainnya, melainkan datang untuk menguatkan, melengkapi, dan memperkuat apa yang sudah ada.
Setelah berdiskusi dan berbincang santai dengan PK Kepling, kami semakin memahami permasalahan yang mereka hadapi. Dari situ, tumbuh keinginan kuat untuk berbuat sesuatu — mungkin kami tidak bisa memecahkan semua masalah sekaligus, tetapi kami yakin bahwa penyelesaian dapat dicapai sedikit demi sedikit, secara bertahap. Kami memilih untuk menjadi bagian dari solusi, sekecil apapun kontribusinya, karena kami percaya setiap langkah memiliki arti.


Sebagai organisasi yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, YAPEMMAS juga menjalankan kegiatan yang melibatkan langsung partisipasi warga, seperti pemasangan jaring mangrove di zona garis pantai (proximal). Jaring ini melindungi mangrove-mangrove muda yang baru ditanam dari tantangan arus gelombang bawah laut yang dapat mencabut dan menghanyutkan mereka sebelum sempat menguatkan akarnya. Bagi kami, menjaga kelangsungan hidup satu bibit mangrove sama pentingnya dengan menanam seribu bibit baru — karena dari bibit yang bertahan, harapan akan tumbuh.


Perubahan iklim adalah tantangan besar, namun kami percaya bahwa aksi kecil yang dilakukan bersama dapat menumbuhkan gelombang perubahan. Dan di Pulau Ooang, gelombang itu kami mulai bersama PK Kepling, dengan satu bibit mangrove, satu harapan, dan satu komitmen: menjaga bumi dari tepi pantai.

Program

Sosial

Ekonomi

Kemanusiaan

Pendidikan

Kesehatan

Program Telah Berjalan

Income Generating (2021 - 2022)

Program Income Generating dirancang untuk membantu individu maupun kelompok dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui berbagai kegiatan ekonomi. Program ini bertujuan untuk menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat yang menjadi sasaran.

Edukasi Kesehatan Untuk Pengungsi (2023 - 2024)

Pada Agustus 2023 – Februari 2024, IOM (International Organization for Migration) menjalin kerja sama dengan YAPEMMAS dalam mengimplementasikan program Health Education Program for Refugees.

 

USAID Integrasi (2024 - 2029)

YAPEMMAS (Yayasan Peduli Kemandirian Masyarakat) berperan sebagai mitra pelaksana dalam program ini, bekerja di 5 wilayah yaitu, Kab. Padang Lawas, Kota Padangsidimpuan, Kab. Padang Lawas Utara, Kab. Tapanuli Selatan dan Kab. Mandailing Natal.

Bantuan Nutrisi dan Kursi Roda (2022)

Program ini dilaksanakan dengan kerja sama dengan UPT Balai Bahagia Kementerian Sosial. Sasaran dari program ini adalah masyarakat usia lanjut dan orang dengan disabilitas fisik.

Advokasi Kebijakan Penanggulangan TBC (2023 - 2024)

Program ACCELERATE didukung oleh Stop TB Partnership melalui Yayasan Penabulu. Salah satu wilayah intervensi program ini adalah Kota Medan, yang menjadi fokus dalam upaya eliminasi Tuberkulosis (TB). YAPEMMAS (Yayasan Peduli Kemandirian Masyarakat) ditunjuk sebagai pelaksana program ini di Kota Medan.

Gallery